Kehilangan Kemanisan Cinta
Pelajari makna pigmen oranye di iris mata menurut iridologi. Tanda ini bukan hanya soal kesehatan gula darah, tapi juga luka emosional lama seperti kehilangan cinta. Simak kisah nyata dan bagaimana trauma yang belum selesai memengaruhi kesehatan tubuh dan jiwa.
RSH-24
7/19/20252 min read


Tahukah Anda bahwa pigmen berwarna oranye di iris mata tidak hanya menandakan potensi gangguan kesehatan seperti gula darah, tapi juga menyimpan jejak luka emosional? Dalam iridologi, pigmen ini sering kali terkait pengalaman pahit kehilangan kemanisan dalam hidup, seperti kehilangan cinta, yang tersimpan dan memengaruhi kesehatan tubuh secara fisik maupun mental.
Suatu hari, saya menganalisa iris mata seorang perempuan muda. Di mata kanannya, saya menemukan pigmen berwarna oranye.
Bagi orang awam, mungkin ini hanya bintik kecil yang tak berarti.
Namun bagi kami yang mempelajari Iridologi, pigmen oranye ini membawa kisah yang lebih dalam.
Secara fisik, saya tahu ini berkaitan dengan potensi gangguan gula darah. Namun lebih dari itu, pigmen ini memberi petunjuk tentang sesuatu yang jauh lebih halus:
tentang luka hati yang belum selesai dicerna.
Warna oranye sering kali terhubung dengan “kehilangan sesuatu yang manis”.
Bukan hanya makanan manis, tapi pengalaman hidup yang seharusnya manis — cinta, harapan, impian.
Lalu saya bertanya,
"Pernahkah kamu mengalami kehilangan, terutama soal cinta, yang membuatmu sulit percaya lagi pada orang lain?"
Wajahnya tiba-tiba berubah.
Air matanya yang selama ini tertahan akhirnya tumpah. Dia bercerita sambil menangis.
Ia bercerita, pernah ditinggalkan orang yang dicintai padahal sudah begitu dekat .
Hubungan yang bertahun-tahun dijaga, hancur dalam sekejap.
Sejak saat itu, dia kesulitan percaya pada orang lain, sulit menangis, dan hatinya seperti membeku.
Pelan-pelan, tubuhnya ikut bicara: ia mulai sering merasa sesak, gangguan sinus, mudah lelah.
Apa Hubungan Semua Ini?
Pigmen di iris seperti “noda” kecil yang tersimpan dari masa lalu.
Ia menandakan bahwa:
Ada pengalaman pahit yang belum selesai diproses.
Emosi yang seharusnya “dicerna” malah disimpan, dikunci rapat.
Akibatnya, energi tubuh sulit mengalir normal. Maka muncul keluhan fisik: sesak, lelah, sinus.
Analogi Sederhana:
Bayangkan kamu punya lemari penuh kenangan.
Tiap kali ada hal sedih, kamu masukkan ke sana.
Namun suatu hari, lemarinya penuh. Ruang hidupmu jadi sempit, sesak.
Kamu tak lagi punya tempat untuk udara segar masuk.
Begitu pula hati dan tubuh kita.
Kalau terlalu lama menyimpan luka, tubuh akan mencari cara berbicara: lewat kelelahan, sesak, gangguan pernapasan, bahkan metabolisme (gula darah).
Pemilik mata mengalami kehilangan orang yang dicintai bukan hanya sekali, tapi sudah berulang kali. Hanya karena lemari kenangannya sudah penuh, kejadian terakhir membuat pemilik mata merasa sesak.
Apa Solusinya?
Pigmen bukan kutukan. Ia adalah petunjuk arah.
Pesannya sederhana:
Beranilah hidup. Rasakan lagi. Buka kembali hati. Lepaskan luka lama.
"Dengan tanda pigmen, seseorang harus berani menekan tombol power roket, masuk ke pengalaman hidup, merasakan, menerima luka, mengambil hikmah lalu melepaskan yang lalu, bukan terus menahan."
Karena hanya dengan bergerak ke depan, kita bisa sembuh.
Makna Pigmen dalam Iris
Mengalami penderitaan dengan cara "mengkristalkan" pengalaman itu dalam pikirannya. Maksudnya, pengalaman pahit tidak dicerna dan dilalui, tetapi disimpan, diputar ulang, dipikir terus.
Energi Terhambat oleh Pikiran yang Kaku. Ketika seseorang terjebak dalam pola berpikir yang menganalisa terus, ia sering menolak proses alami resiliensi, yaitu melepaskan, menerima, dan berubah.
Orang yang punya pigmen perlu punya keberanian masuk langsung ke pengalaman hidup, merasakan, menerima luka, bukan hanya menganalisa atau menyangkal.


